
Category: | Books |
Genre: | Nonfiction |
Author: | ... |
===========================
The Journeys (2011)
Sub Judul : Kisah Perjalanan Para Pencerita
Penulis : Trinity, Adhitya Mulya, Alexander Thian, dkk
Desain Kaver : Jeffri Fernando
Editor : Resita Wahyu Febriarti
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 978-979-780-4817
Harga : Rp.35.000
243 Hal, Cetakan pertama, 2011
===========================
..:: ”Don’t stay at home! Go get a life! Muke lu butek banget! Sana, jalan-jalan!” Hal 120. ::..
Sedikit Berceloteh
Aku udah baca beberapa buku perjalanan. Mulai dari bukunya Marina K.Silvia yang keliling eropa modal 1000 dolar doang. Kegokilan Trinity melalui Naked Traveler-nya. Kisah seru Dyah ketika ”mondok” di UK, sampe jalan-jalan seru menelusuri Lombok melalui Travelicious Lombok. Aaah, sepertinya genre buku ini adalah favoritku. Semangat untuk ”melek” dunia kental sekali. Beruntungnya lagi ada The Journeys ini. Kasarnya, aku bisa hemat keliling dunia melalui satu buku. Nikmat gak tuh?
Tentang – The Journeys -
Pertama kali tahu mengenai buku ini di MP-nya mas Alex. Ceritanya, dia ngeiklan buku ini dengan dahsyat. Setelah diusut, eh ternyata dia salah satu kontributor buku keroyokan ini *menatapiri.com. Langsung aja aku telepon 0711-357733. No telepon gramedia yang sudah aku hapal dari SMP. Tanya tentang buku ini...
”Maaf mas belum ada bukunya...” sial nih mas Alex, ngeiklan ketika produk belum siap dipasarkan. Jadinya kan
calon pembaca gak sabar nunggu hakhakhak.
Begitu terus... aku telepon berulang-ulang. Gak mudah percaya aja dengan karyawannya gramedia, aku datangin langsung tuh toko surga. Hasilnya nihil! Lanjut hingga beberapa minggu kemudian sampe aku datang kembali ke gramed dan ngecek di komputernya gramed, hiks hasilnya kagak ada. Tapi ketika keliling-keliling.... KETEMU! Kok bisa di komputernya gramed kagak ada? Dengan penasaran aku cek lagi di komputer. Duhaaai, ternyata buku ini ditulis dengan ejaan yang salah. Hanya Journey... gak ada ”The” dan huruf ”S”-nya... gimana sih pegawai gramed ntuh?
Stop, kebanyakan ngocehnya nih. Baik, mari kita mengulas buku ini. Hehe...
Awalnya aku (niat) baca buku ini runut. Dari awal hingga akhir. Tapi godaan untuk baca tulisan orang-orang yang kukenal selalu hadir. Jadilah, setelah membaca beberapa halaman pertama, aku langsung loncat ke ceritanya Trinity. Jujur aja, kayaknya Trinity agak sedikit berkhianat soal tema dasar buku ini. Ketika yang lain ngebahas suatu kota/negara, eh Trinity ”hanya” ngebahas tetek-bengek mengenai traveling. Padahal, aku sendiri awalnya ngarep dia nulis tentang keunikan suatu kota/negara yang belum pernah diangkat di Naked Traveler. Tapi gapapa, Trinity tetap hadir dengan kekhasannya. Tulisannya lugas dan cerdas :D
Selanjutnya... aku terkesima dengan tulisan Amerika Amertua-nya Ferderiva Hamzah. Ceritanya melakukan perjalanan bersama ayah mertua disajikan kocak. Bahkan, menurutku Raditya Dika kalah kocak di buku ini. hehe.
”Siapa namamu?”
”Ferderiva Hamzah”
”Hamzaaaahhh? Sudahlah, lupakan saja! Pasti tak bakal lolos!” (soal pengajuan Visa).
....... ”So, tak perlu panik. Kecuali namamu SITI TERORISWATI!”
Lanjut ke tulisannya mas Alex. Eh...eh... ternyata mas Alex cerita soal keindahan Indonesia. Tepatnya cerita mengenai Karimunjawa. Ini nih kelebihan buku ini. Ada foto-foto yang dicetak berwarna. Jadi bisa liat keindahan Karimunjawa (ntar cek lagi ah di internet). Eh btw, tulisan Mas Alex termasuk yang asyik di buku ini. Masuk jejeran atas-lah... hehe.
Pengalaman Raditya Dika selama di Belanda juga seru. Siapa sangka, niat Dika untuk belajar malah dianggap nyokapnya buat melegalkan status perkawinan sejenis hehe. Juga, selama di Belanda, Dika akrab sekari dengan
Perek heks. Jangan berfikiran aneh dulu, mari hajar buku ini di toko buku.
Valiant Budi!!! Nama ini.... nama yang selalu disebut-sebut mbak Rini (www.rinurbad.com) duluuuu... nama yang terkenal melalui novel Joker dan Bintang Buntingnya. Aha... akhirnya aku bisa baca tulisannya di buku ini. Vabyo bercerita soal perjalanannya di Mekkah. Aku sukaaa!!! Makanya, ketika tahu dia bakal ngeluarin buku tentang perjalanan hidupnya di Alkhobar, Saudi Arabia, aku langsung niat beli. (Nyatanya ketika aku nulis ulasan ini, buku Kedai 1001 Mimpi-nya sudah aku baca dan akan aku ulas juga). Aku Suka pokoknyaaa...
Yaa... gitu deh, masih banyak kisah perjalanan para pencerita yang tersaji di buku ini. Jujur aja, beberapa cerita bikin espektasiku agak merosot (lho salah siapa berespektasi tinggi?... tapi, kan yang nulis orang-orang hebat yang sudah banyak bikin buku, harusnya kaaan??/ *membeladiri). Bahkan ada satu cerita yang sampe sekarang belum aku tuntaskan. Soalnya aku gak ngerti tuh cerita ditujukan buat orang lain atau buat dirinya sendiri. Dia ngoceeeh aja gitu, tanpa memperhitungkan apakah pembaca ngeh dengan hal-hal yang dia sebutkan di ceritanya. (jangan-jangan, aku aja yang bloon? Hehe). Eh btw, penjilidan buku ini agak parah, masak halamannya bisa lepas? Padahal dibaca dengan hati-hati *ngambek-ke-gagas-kali-aja-dikasih-buk-gratis.
Untunglah, kekurangan satu cerita bisa ditutupkan dengan kelebihan cerita-cerita yang lain. Yuk mari beli buku ini dan kita jalan-jalan keliling dunia
Isi : * * * 1/2
Diksi : * * * *
Kaver : * * * 1/2
Fisik buku : * * * *
Keseluruhan : * * * 3/4
sumber: http://masfathin.multiply.com/reviews/item/314